Sunday, January 22, 2012

Bahasa dalam Kemampuan

Penaklukan imperium inggris terhadap bangsa-bangsa di beberapa sudut dunia pada zaman dahulu kala, sedikit banyak mempunyai pengaruh terhadap dominasi bahasa pada kancah internasional. Hegemoni kekuasaan tersebut secara tidak langsung membuat bahasa inggris menjadi bahasa internasional. Ditambah lagi, arus globalisasi yang semakin terasa deras seperti saat ini, sedikit banyak mempunyai pengaruh terhadap legitimasi bahwa bahasa inggris adalah bahasa internasional.
Globalisasi bahasa seperti yang telah disebutkan diatas semakin menuntut semua kalangan untuk paling tidak mengerti bahasa inggris. Saat ini hampir disemua lini kehidupan  tidak lepas dari bahasa inggris. Seakan-akan di negeri ini bahasa inggris adalah bahasa nomor 2 setelah bahasa indonesia. dan tidak menutup kemungkinan dikemudian hari, bahasa inggris bisa menggantikan posisi bahasa indonesia dihati kita. Dan itulah yang harus kita waspadai bersama untuk saat ini. Meskipun kita dituntut untuk bisa berbahasa inggris dengan baik, kita tidak boleh lupa bahwa bahasa nasional kita adalah bahasa indonesia.
Terlepas dari bagaimana dampak negatif dari hegemoni bahasa seperti yang disebutkan diatas, tidak bisa dipungkiri bahwa kita butuh untuk bisa berbahasa inggris dengan baik, sebagai tuntutan dari majunya zaman. Banyak jalan yang bisa dilalui agar kita bisa berbahasa inggris dengan baik. Entah itu melalui lembaga-lembaga kursus berbahasa atau belajar sendiri secara otodidak. yang jelas dalam belajar yang dibutuhkan adalah komitmen dan kemauan yang besar untuk bisa. Akan tetapi yang terpenting lagi dari belajar berbahasa adalah kita mempunyai kemauan dan tidak malu untuk mempraktekkannya.
Kemampuan dalan berbahasa secara umum dapat dibagi menjadi beberapa hal yang antara lain adalah: berbicara (speaking), mendengarkan (listening), membaca (reading), dan menulis (writing). Bahasa adalah alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan apa yang kita rasakan, harapkan. Bahasa adalah salah satu alat yang digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Ada orang yang berbicara (speaking) berarti ada yang mendengarkan (listening). Ada yang menulis (writing) kemudian ada yang membaca (reading).
Empat komponen diatas, merupakan komponen utama dalam berbahasa. Oleh karena itu-lah bahasa bisa disebut dengan multiskill. Selain membutuhkan pengetahuan (hardskill), bahasa juga membutuhkan keahlian (softskill). Pengetahuan dan keahlian merupakan 2 komponen yang berbeda, akan tetapi sama-sama dibutuhkan untuk membangun kemampuan. Seorang teknisi pada bengkel-bengkel otomotif komerisal misalnya. Dia mempunyai kemampuan dalam repairing kendaraan bermotor yang mengalami gangguan seperti tune up, spooring, balancing, dan semua kegiatan perbengkelan yang lain. Akan tetapi ketika ditanya secara ilmiah mengenai semua kegiatan perbengkelan yang dia lakukan, belum tentu dia mengetahui. Dengan kata lain teknisi tersebut hanya memiliki komponen keahlian dalam kemampuannya, tanpa memiliki komponen pengetahuan seperti pengetahuan mengenai fisika atau matematika.
Seperti halnya teknisi diatas, kemampuan dalam bahasa juga dapat di golongkan dalam 2 hal. Orang yang mempunyai pengetahuan grammar, atau tata bahasa inggris yang baik, bisa dikatakan sebagai orang yang memiliki pengetahuan mengenai bahasa inggris. Akan tetapi belum tentu orang tersebut memiliki keahlian dalam berbicara bahasa inggris. Begitu juga sebaliknya, orang yang memiliki keahlian berbicara bahasa inggris, belum tentu dia memiliki pengetahuan mengenai tata bahasa inggris yang baik.
Kemudian muncul pertanyaan, untuk mempelajari bahasa inggris, kemampuan mana yang didahulukan. Kemampuan mengenai tata bahasa inggris, atau kemampuan berbicara bahasa inggris. Tentu saja keduanya sangat diperlukan dalam menguasai bahasa. Hanya saja untuk mana yang didahulukan, hal tersebut bersifat relatif, tergantung minat masing masing individu. Yang jelas cara untuk mempelajari dua komponen kemampuan tersebut berbeda satu sama lain meskipun keduanya saling berkaitan dalam usaha menguasai bahasa. Pengetahuan yang biasa disebut hardskill dipelajari dengan membaca, memahami, dan mendengarkan penjelasan dari pengajar. Oleh karena itulah pengetahuan ini lebih bersifat kognitif karena berhubungan dengan teoritis. Sedangkan keahlian yang biasa disebut dengan softskill tidak bisa dipelajari hanya dengan membaca, memahami dan sebagainya, akan tetapi kemampuan ini bisa dipelajari dengan praktek atau bergerak. Karena itulah kemampuan ini bisa disebut dengan kemampuan yang didasari dengan kemampuan motorik. Pemain sepak bola tidak berlatih berdasarkan teoritis, melainkan dibutuhkan latihan dalam meningkatkan kemampuan sepak bolanya, karena kemampuan sepak bola adalah kemampuan motorik, bukan kemampuan kognitif.
Karena hal itulah, untuk menguasai bahasa tertentu, kita harus memperhatikan beberapa aspek diatas. Kalau memang orang lebih tertarik untuk menguasai tata bahasanya saja tanpa bisa berbicara dengan baik, maka orang tersebut akan lebih mengasah kemampuan kognitifnya dengan hanya membaca memahami dan sebagainya, tanpa melatih kemampuan motoriknya dengan praktek. Dan hal tersebut sah sah saja. Akan tetapi yang perlu diingat adalah bahasa merupakan media untuk berbicara, media untuk menyampaikan sesuatu melalui tulisan maupun lisan. Oleh karena itu, bahasa tidak cukup hanya dipelajari secara teoritis, melainkan juga dipelajari melalui praktis.
Sekian dan terima kasih semoga artikel ini dapat berguna siapapun. Tak lupa kritik dan saran yang membangun saya harapkan. Semoga bermanfaat, selamat belajar . .YAKUSA!


Oleh : Immamul Huda Alsiddiq

5 comments:

  1. Ayo pak siddiq bkin lagi mari kita ramaikan blog ini . .share ke social network anak".
    :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. ayo,,, mari kita ekspresikan ekspresi qt....
      Yakudsa

      Delete
  2. klo bahasa perasaan kira2 ada kemampuan khususnya tidak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo boleh tau, bahasa perasaan itu seperti apa?

      Delete
  3. Ada . .
    ada ada aja :D
    perasaan yang gmn dl neh ?

    ReplyDelete